Tuesday, May 11, 2010

Prestasi UN Bagus, Fitriyan Ditelepon Presiden



KEBUMEN–MI: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menelepon Fitriyan Dwi Rahayu, siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Karanganyar, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah (Jateng), secara khusus karena siswa itu berprestasi.

Warga Desa Jatiluhur, Kecamatan Karanganyar itu adalah salah satu siswa dari lima siswa yang memiliki nilai tertinggi ujian nasional (UN) dengan rata-rata 9,95.

Dalam telepon kepada Fitriyan dan Kepala SMPN 1 Karanganyar, presiden menyatakan kebangaannya. “Saya bangga terhadap Riyan yang telah mendapatkan medali emas. Riyan adalah satu siswa dari Jateng. Yang lainnya adalah tiga siswa dari Bali dan satu lagi dari Jatim (Jawa Timur),” kata Presiden yang menelepon dari kediaman di Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri, Sabtu (8/5).

Presiden juga bertanya kepada Kepala SMPN 1 Karanganyar Suparmin mengenai metode pengajaran di sekolah tersebut. Presiden menyambut baik mengenai metode yang diterapkan oleh sekolah setempat. “Baik, cara belajar yang diterapkan oleh SMP Negeri 1 Karanganyar sudah baik, apalagi ada tambahan pelajaran,” kata Presiden.

Presiden berjanji akan memberikan hadiah kepada sekolah karena telah melahirkan siswa berprestasi secara nasional. (LD/OL-1)

Sumber Berita : www.mediaindonesia.com

Selengkapnya ada disini..

Tuesday, September 2, 2008

UU GURU DAN DOSEN : UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN


Pembangunan Pendidikan Nasional Indonesia mendapat roh baru dalam pelaksanaanya sejak disahkannya Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selaras dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional maka Visi pembangunan pendidikan

Pembangunan Pendidikan Nasional Indonesia mendapat roh baru dalam pelaksanaanya sejak disahkannya Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selaras dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional maka Visi pembangunan pendidikan nasional adalah ? Terwujudnya Manusia Indonesia Yang Cerdas, Produktif dan Berakhlak Mulia ?. Beberapa indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan dalam pembangunan pendidikan nasional :
a.Sistem pendidikan yang efektif, efisien.
b.Pendidikan Nasional yang merata dan bermutu.
c.Peran serta masyarakat dalam pendidikan.
d.Dll

Permasalahan klasik di dunia pendidikan dan sampai saat ini belum ada langkah-langkah strategis dari pemerintah untuk mengatasinya adalah:
a.Kurangnya Pemerataan kesempatan pendidikan.
Sebagian besar masyarakat merasa hanya memperoleh kesempatan pendidikan masih terbatas
di tingkat sekolah dasar.
b.Rendahnya tingkat relevansi pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah angka pengangguran yang semakin meningkat di Indonesia, yang kenyataanya
tidak hanya dipengaruhi oleh terbatasnya lapangan kerja. Namun adanya perbedaan yang cukup besar
antara hasil pendidikan dan kebutuhan kerja.

c.Rendahnya mutu pendidikan.
Untuk indikator rendahnya mutu pendidikan dapat dilihat dari tingkat prestasi siswa. Semisal kemampuan membaca,
pelajaran IPA dan Matematika. Studi The Third International Mathematic and Science Study Repeat TIMSS-R
pada tahun 1999 menyebutkan bahwa diantara 38 negara prestasi siswa SMP Indonesia berada pada urutan 32
untuk IPA dan 34 untuk Matematika.


GURU DAN KUALITAS PENDIDIKAN.
?Guru Kencing berdiri, murid kecing berlari?. Pepatah ini dapat memberi kita pemahaman bahwa betapa besarnya peran guru dalam dunia pendidikan. Pada saat masyarakat mulai menggugat kualitas pendidikan yang dijalankan di Indonesia maka akan banyak hal terkait yang harus dibenahi. Masalah sarana dan prasarana pendidikan, sistem pendidikan, kurikulum, kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen), dll. Secara umum guru merupakan faktor penentu tinggi rendahnya kualitas hasil pendidikan. Namun demikian, posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional, faktor kesejahteraannya, dll. Khusus guru, di Indonesia untuk tahun 2005 saja terdapat kekurangan tenaga guru sebesar 218.838 (menurut data direktorat tenaga kependidikan).

.

Selengkapnya ada disini..

Saturday, August 30, 2008

Resert Printer


Reset Waste Ink Canon Pixma iP1700, 1880, 1600, 1200, 1300
Kali ini membahas yang namanya cara mereset Printer Canon .
Resetter Canon Pixma iP1200, iP1300, iP1500, iP1600, iP1700, iP1880, iP2200

Berikut tutorialnya :

Langkah 1: Masuk ke Service Mode
Matikan Printer
1. Lepaskan kabel Power dan USB
2. Tekan dan tahan tombol POWER, colok kabel POWER
3. Tekan RESUME 2x, lepaskan tombol POWER dan RESUME
4. Lampu akan kedap-kedip beberapa saat, tunggu hingga lampu menyala stabil
Langkah 2 : Reset dengan Software Permanen
1. Colok kembali kabel USB
2. Silahkan KLIK GENERAL TOOL dan pilih USB PORT
3 .Centang di EEPROM CLEAR
4. Klik MAIN sekali (lampu printer akan kedip 1x)
5. Kemudian klik TEST PATTERN 1
6. Matikan printer
.

Selengkapnya ada disini..

Tuesday, August 26, 2008

Kepala dan Pengawas Sekolah Berprestasi akan Dikirim ke Cina


SEBANYAK 15 kepala sekolah dan pengawas sekolah berprestasi tahun 2008 akan dikirim ke Cina. Para duta tenaga kependidikan ini akan belajar sistem pendidikan di salah satu universitas di Cina. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai salah satu bentuk perhargaan atas prestasi yang mereka raih selama ini.
Direktur Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Dir. Tendik Ditjen PMPTK) Depdiknas, Surya Dharma, menyampaikan, pemilihan kepala sekolah dan pengawas sekolah berprestasi merupakan kegiatan yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun. Para kandidat yang dipilih mulai jenjang TK/SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB dari sebanyak 33 provinsi di Indonesia. “Total kepala sekolah berprestasi yang diundang ke Jakarta sebanyak 130 orang, sedangkan pengawas sekolah berprestasi sebanyak 105 orang,” katanya saat memberikan keterangan pers di Gerai Informasi dan Media, Depdiknas, Senin (11/08/1008) .
Surya mengatakan, tujuan pemberian penghargaan adalah sebagai salah satu bentuk pengakuan atas prestasi. Selain itu, untuk mendorong dan memberikan motivasi agar dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik. “Para pengawas dan kepala sekolah yang berprestasi ini akan kita tes untuk dipilih di tingkat nasional,” katanya.
Surya menambahkan, di samping memberikan penghargaan kepada kepala sekolah dan pengawas sekolah yang berprestasi, mulai tahun ini Depdiknas akan memberikan penghargaan kepada masing-masing sebanyak 33 orang kepala sekolah dan pengawas sekolah yang berdedikasi terutama di tingkat SD dari beberapa daerah terpencil. “Kita berikan atas dedikasi mereka mengabdi di daerah terpencil yang sulit jangkauannya secara geografis,” katanya.
Pemilihan kepala sekolah berprestasi dan pengawas sekolah berprestasi tingkat nasional akan dilaksanakan pada 12-18 Agustus 2008, sedangkan pemberian penghargaan kepala sekolah dan pengawas sekolah berdedikasi tingkat nasional pada 14-17 Agustus 2008 di Hotel Altet Cenutry, Jakarta. “Semuanya akan hadir di Jakarta dan kita berikan kesempatan untuk mengikuti proses hari kemerdekaan di istana. Mereka akan mendengarkan beberapa ceramah para pembicara dari Amerika, Australia, dan Jepang,” ujarnya.
Selain kegiatan pemberian penghargaan, Surya menambahkan, pemerintah juga menyelenggarakan program kemitraan. Program ini, kata dia, dilatarbelakangi oleh ketertinggalan wilayah timur Indonesia dibandingkan dengan wilayah barat. Program ini bertujuan untuk pemerataan mutu pendidikan di Indonesia.
Surya menyebutkan, para peserta program kemitraan akan mempelajari tiga hal yakni, aspek menejemen sekolah, pembelajaran, dan pemberdayaan masyarakat. “Kita harapkan mereka bisa belajar ke sekolah yang maju bagaimana best practise yang dilakukan di sekolah maju termasuk transfer budaya mutu dari sekolah yang maju ke sekolah yang kurang maju,” katanya.
Adapun sasaran program kemitraan tahun 2008 adalah sebanyak 348 peserta dari 60 kabupaten/kota dari lima provinsi yakni, Sumatera Selatan, Riau, Bali, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan. Sebelumnya, pada 2007 jumlah peserta yang telah mengikuti program ini sebanyak 240 orang dari 60 kabupaten/kota dari 12 provinsi di Indonesia.
Surya menambahkan, pada 15-18 Agustus 2008 Indonesia akan menjadi tuan rumah First Conference of The South East Asia School Principals Forum (SEA-SPF). Kegiatan ini mewadahi forum kepala-kepala sekolah se Asia Tenggara dan akan dihadiri oleh sebanyak 11 negara. “Kita harapkan forum ini menjadi forum yang strategis untuk berbagi pengalaman di dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan khususnya di Asia Tenggara,” katanya.***

Selengkapnya ada disini..

Tuesday, July 1, 2008

Presiden akan Tandatangani PP Pendanaan Pendidikan dan PP Wajib Belajar


Palembang: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam satu atau dua hari ini, akan menandatangani Peraturan Pemerintah tentang Pendanaan Pendidikan dan Peraturan Pemerintah tentang Wajib Belajar. Dua PP tersebut baru hari ini rampung finalisasinya. Demikian dikatakan Presiden SBY saat membuka Kongres XX PGRI di Hotel Novotel, Palembang, Selasa (1/7) malam
"Tadi sore Mendiknas, Mensesneg, dan Seskab yang sebelumnya berkomunikasi dengan Menteri Keuangan, berkonsultasi dengan Menko Kesra menyampaikan kepada saya setelah terus-menerus digodok, bahwa dua peraturan pemerintah yang sangat penting sudah rampung finalisasinya hari ini. Insya Allah dalam satu-dua hari ini akan segera saya tanda tangani," ujar SBY.

"Dua PP yang sudah siap yang paling penting adalah Peraturan Pemerintah tentang Pendanaan Pendidikan dan Peraturan Pemerintah tentang Wajib Belajar. Kalau dua ini sudah selesai, maka PP tentang guru akan dapat segera dipercepat dan diselesaikan. Kalau tiga PP ini sudah selesai maka implementasi dari UU Pendidikan kita, UU No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen akan lebih dijabarkan lagi dan kemudian dapat dilaksanakan dengan baik," Presiden menambahkan.

"Bagi yang tidak sabar menunggu, boleh menunggui saya di Jakarta untuk melihat penandatanganan PP tadi," canda SBY disambut gelak tawa para undangan. "Percayakan kepada saya, insya Allah dalam satu dua hari ini akan saya tandatangani," tandas SBY
.

Selengkapnya ada disini..

Tuesday, June 24, 2008

DPD Mengusulkan Penghapusan Ujian Nasional


KESRA--24 JUNI: Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mendesak kepada pemerintah agar menghapus pelaksanaan Ujian Nasional (UN), mengingat masih ada kesenjangan kondisi sekolah di berbagai daerah
Pernyataan PAH III DPD itu disampaikan Parlindungan Purba, Pdt Lambe, Santori Hasan, Muhi Abidin dan Ali Warsito di Gedung DPD di Senayan Jakarta, Selasa.

Selain itu, ada tiga prinsip yang tidak tercakup dalam proses belajar dan mengajar, yaitu kognitif (penilaian yang tidak tergambar secara baik) dan prinsip afektif karena UN tidak dapat dijadikan indikator penilaian atas perubahan sikap anak didik) dan prinsip psikomotorik.

Begitu juga prinsip psikomotorik tidak terpenuhi. UN tidak dapat dijadikan ukuran perkembangan anak, sehingga penilaian atas hal tersebut perulu dikembalikan lagi ke sekolah.

UN dinilai tidak sesuai dengan program pendidikan Dasar Sembilan Tahun sehingga terjadi kontraproduktif. UU tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan dasar adalah SD dan SMP sehingga tidak tepat jika UN diberlakukan juga untuk SMA.

DPD menyatakan, UN tidak mampu/tidak dapat memetakan pencapaian kompetensi atau pengendalian mutu pendidikan karena yang diujikan hanya tiga hingga lima mata pelajaran. Hal itu tidak konsisten dengan substansi perundang-undangan dalam bidang lingkup standar nasional pendidikan (PP No.19/2005).

"UN mengabaikan kecerdasan, potensi dan kemampuan siswa yang bersifat multilevel dan mengabaikan keunggulan dan kemampuan khusus," kata Pdt Lambe.

Padahal, kata Lambe, pendidikan diarahkan untuk pengembangan sikap dan kemampuan kepribadian anak, bakat, kemampuan mental dan fisik sampai mencapai potensi mereka yang optimal. Selain itu, anak/siswa yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan khusus.

Hal senada disampaikan Rektor Universitas Timbul Nusantara (Utirta-IBEK) Jakarta Prof Dr Laurence A Manullang. Dia mengemukakan, tidak tepat proses belajar-mengajar hanya dinilai dalam waktu tiga hari selama UN.

"Ketidaklulusan akan menimbulkan frustrasi di kalangan siswa. Mereka yang tidak lulus bisa stres dan selanjutnya bisa kena stroke," katanya
.

Selengkapnya ada disini..

Monday, June 23, 2008

KELULUSAN


Sabtu pagi Detik-detik mendebarkan disetiap sekolahan Menengah Pertama tidak beda di SMP N 5 Pemalang , wajah cemas penuh was - was nampak pada semua siswa yang saat itu menunggu orang tua nya mengambil hasil tes Ujian Nasional.

Nampak Jelas Expresi Bahagia diwajah orang tua ketika menerima hasil Ujian di nyatakan LULUS. Begitupun siswa yang yang saling berpeluk mengucap syukur karena telah berhasil melewati Ujian akhir yang cukup berat, namun disela - sela kebahagiaan anak - anak nampak wajah kecewa penuh penyesalan.
SMP negeri 5 Pemalang presentasi 98,9 % lulus. tapi sayangnya ada 2 siswa yang terpaksa harus tinggal ( mengulang ) atau mengikuti ujian persamaan dikarenakan memang nilai yang dicapainya tidak memnuhi persyaratan lulus..

Selengkapnya ada disini..